BENSIN
1. Pengertian Bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut
gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak
kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar
digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin dapat digunakan
sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat.
Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan
iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga
dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif. bensin sudah mejadi
kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis.
Karena merupakan campuran berbagai
bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar
ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran.
2. Sifat Kimia Bensin
Bensin merupakan bahan bakar tak
terbarukan yang terbuat dari minyak bumi. Terbentuk dari sisa-sisa tanaman dan
binatang (diatom) yang hidup ratusan juta yang disebut fosil. Sisa-sisa jasad
renik inilah kemudian ditutupi lapisan sedimen dari waktu ke waktu.
Tekanan ekstrim dan suhu tinggi
selama jutaan tahun, sisa organisme ini akan menjadi campuran hidrokarbon cair
(senyawa kimia organik dari hidrogen dan karbon) yang kita sebut sebagai minyak
mentah. Kilang memecah hidrokarbon ini menjadi produk yang berbeda. Pemilahan
produknya ini termasuk diantaranya bensin, solar, residu, dan produk sejenis.
Sebagaimana sifat kimiawi tetap dari
bensin itu sendiri bahwa pada saat bensin meninggalkan kilang minyak ( Refinery )
maka bensin tersebut mengalami perubahan, yaitu penurunan ( degradasi )
kualitas dan kehilangan energy potensialnya – yang disebabkan oleh proses
oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme.
Dengan masa penyimpanan yang lama
dan pengaruh lingkungan maka bensin berubah menjadi pernis yang mengental.
Bensin yang kualitasnya turun menimbulkan masalah serius pada kendaraan.
3.
Analisis kimia dan produksi
Bensin diproduksi di kilang minyak.
Material yang dipisahkan dari minyak mentah lewat distilasi, belum dapat
memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini nantinya
akan menjadi campuran hasil akhir.
Semua bensin terdiri dari
hidrokarbon, dengan atom karbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut
C4 sampai C12).
4.
Cara Kerja Bensin dalam Mesin
Bensin
bekerja di dalam mesin pembakaran yang ditemukan oleh Nikolaus Otto. Mesin
pembakaran dikenal pula dengan nama Mesin Otto. Cara kerja bensin di dalam mesin
pembakaran:
·
Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator. Kemudian
bercampur dengan udara. Di era modern Peran karburator digantikan oleh sistem
injeksi. Sebuah sistem pembakaran baru yang bisa meminimalisir emisi gas buang
kendaraan.
·
Campuran bensin dan udara kemudian dimasukkan ke dalam ruang
bakar.
·
Selanjutnya, campuran bensin dan udara yang sudah berbentuk
gas, ditekan oleh piston hingga mencapai volume yang sangat kecil.
·
Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi.
·
Hasil pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk
menggerakkan kendaraan.
Dalam
kenyataannya, pembakaran gas di dalam mesin tidak berjalan dengan sempurna. Masalah
yang sering muncul adalah “ketukan di dalam mesin”, atau disebut sebagai “mesin
ngelitik” atau knocking. Knocking menyebabkan kerusakan mesin. Knocking terjadi
karena campuran udara dan bahan bakar terbakar secara spontan karena tekanan
tinggi di dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi.
Penyebab
knocking ada beberapa macam, yaitu:
·
Pemakaian bensin yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin.
·
Ruang bakar sudah kotor dan berkerak.
·
Penyetelan pengapian yang kurang tepat.
5.
Nama Produk Bensin
Bensin memiliki berbagai nama, tergantung pada produsen dan
Oktan. Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia diantaranya:
·
Premium, produksi Pertamina memiliki Oktan 88.
·
Pertamax, produksi Pertamina memiliki Oktan 92.
·
Pertamax Plus, produksi Pertamina memiliki Oktan 95.
·
Pertamax Racing, produksi Pertamina memiliki Oktan 100.
Khusus untuk kebutuhan balap mobil.
·
Primax 92, produksi Petronas memiliki Oktan 92.
·
Primax 95, produksi Petronas memiliki Oktan 95.
·
Super 92, produksi Shell memiliki Oktan 92.
·
Super Extra 95, produksi Shell memiliki Oktan 95.
·
Performance 92, produksi Total memiliki Oktan 92.
·
Performance 95, produksi Total memiliki Oktan 95.
6.
Cara
Meningkatkan Bilangan Oktan Bensin
Untuk merubah bilangan oktan menjadi
lebih tinggi, dapat dilakukan dengan menambah zat aditif, seperti tetraetillead
(TEL) atau Pb(C2H5)4 dan TML (Tetra Methyl Lead) atau MTBE (metil tersier butil
eter). Penambahan 6 mL TEL ke dalam satu galon bensin dapat meningkatkan
bilangan oktan antara 15–20 satuan. Namun demikian TEL dan TML memiliki
kelemahan yaitu dapat menimbulkan emisi bahan bakar yang membahayakan kesehatan
manusia. MTBE mudah laruh dalam air dan bersifat karsinogenik (zat penyebab
penyakit kanker). Jika tercecer ke tanah dapat mencemari air tanah dan
membahayakan kesehatan manusia
Semakin tinggi bilangan oktan, maka
bahan bakar bensin akan menjadi relatif sulit terbakar secara spotan, atau
sulit terbakar dengan sendirinya. Istilah pembakaran Spontan merujuk pada
keadaan dimana bensin terbakar bukan karena percikan api dari busi, namun
terbakar akibat terjadinya perubahan tekanan dan temperatur ketika proses
kompresi oleh piston.
Kompresi oleh piston menyebabkan
volume ruang bakar mengecil, akibatnya tekanan dan temperatur menjadi naik.
Kenaikan Tekanan dan temperatur ini dapat menyebabkan bahan bakar bensin
terbakar secara spontan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa mesin yang
memiliki compression ratio tinggi, mensyaratkan bahan bakar bensin yang memiliki
bilangan oktan tinggi.
7.
Kegunaan bensin
Bensin
biasanya digunakan sebagai :
Bahan
bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada
beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau tidaknya bensin
tersebut.
·
Keadaan terbang (titik embun)
Gangguan yang disebabkan oleh adanya
gelembung-gelembung gas didalam karburator dari sebuah motor yang disebabkan
oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan
dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan
butana yang berasal dari bensin. Gelembung gelembung gas yang terdapat dalam
keadaan tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian
bensin akan terhenti.
·
Kecendrungan mengetok (knocking)
Ketika rasio tekanan dari motor
relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan (peledakan) didalam
silinder, sehingga :
- Timbulnya kebisingan knock
- Kekuatan berkurang
- Menyebabkan kerusakan mesin
·
Keadaan “damar” dan stabilitas penyimpanan
Damar dapat terbentuk karena adanya
alkena-alkena yang mempunyai satu ikatan ganda sehingga berpotensi untuk
berpolirherisasi membentuk molekul – molekul yang lebih besar. Pembentukan
damar ini dipercepat oleh adanya zat asam di udara, seperti peroksiden.
Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain :
·
Bahan ini menempel pada tempat dalam motor, antara lain
saluran- saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan motor.
·
Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena
dari bensin.
·
Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan
senyawa-senyawa dari tipe poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan
p-aminophen.
·
Titik beku
Jika dalam bensin terdapat
prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada waktu
pendinginan, aromatic\ akan mengkristal mengakibatkan tertutupnya lubang-lubang
alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh
benzen (titik beku benzen murni ± 5ÂșC).
·
Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar
belerang terlalu tinggi, adalah :
- Memberikan bau yang tidak enak
dari gas-gas yang dihasilkan.
- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar