DAMPAK MINYAK BUMI DALAM KEHIDUPAN
Pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang
dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan
partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran
lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia
karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah
mengikat oksigen menjadi menurun.
A. Dampak
terhadap lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem
transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok
besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan
air.
Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat
tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya
konsentrasi pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) ·
Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) ·
Ozon perkotaan (O3) ·
Kegiatan
transportasi memberikan dampak terhadap lingkungan air melalui air buangan dari
jalan raya. Air yang terbuang terbawa oleh air hujan, mengandung bocoran bahan
bakar dan larutan dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut.
B, Dampak
terhadap kesehatan
Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan
telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
C. Dampak
terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah
dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan. Akibatnya
waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.
D. Polusi
Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1.
Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
b. Menghasilkan asap yang mengandung gas
karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar
(hidroksida).
c. Pengotor dalam Bahan Bakar
d.
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida
belerang (SO2 atau SO3).
e. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
f. Bensin
yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2.
Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon
Dioksida (CO2)
Gas
karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, kadar gas karbon dioksida di udara
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi.
b. Gas Karbon
Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat
menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk
ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan
hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO +
Hb → COHb
Hemoglobin
seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke
sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 +
Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida
terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan
hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon
monoksida.
CO +
O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi
fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida
di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan
pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida
Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan
bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang
dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang
terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut
dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida
Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara
biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm.
NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini
bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut
(asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata
dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas
materi.
e. Partikel
Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap
pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang
ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah
teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3.
Pengubah Katalitik
Untuk
mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah
memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa
silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang
lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama
dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida
membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g)
+ 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Hidrokarbon
dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya
dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4.Efek
Rumah Kaca
Berbagai
gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet
tetapi menahan radiasi inframerah. Sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi
dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang
dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah
kaca.
Efek
rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan
bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Peningkatan
kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi
terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5.
Hujan Asam
Air
hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena
air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g)
+ H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam
Karbonat
Air
hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab
Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l)
→ H2SO3(aq) ( Asam Sulfit )
SO3(g) + H2O(l)
→ H2SO4(aq) ( Asam Sulfat )
2NO2(g) +
H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq) (Asam Nitrit Asam Nitrat )
b. Masalah yang
Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan
Hutan
- Kematian
Biota Air
- Kerusakan
Bangunan
Bahan bangunan
sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam,
maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) +
2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara
Menangani Hujan Asam
- Menetralkan
asam
- Mengurangi
emisi SO2
- Mengurangi
emisi oksida nitrogen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar